Sabtu, 20 April 2013

Menggombal Sama Dengan Menghargai (Loh)


Menggombal sebenarnya berasal dari kata gombal yang berarti kain. Namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat mengidentifikasikan bahwa menggombal adalah pujian berlebihan yang bermaksud utamanya adalah merayu. Ada fenomena unik dari menggombal, yaitu jika seorang laki-laki menggombal untuk perempuan, dapat dipastikan perempuan tidak akan percaya, namun yang unik adalah ia akan senang dengan gombalan si laki-laki. Memang itu bisa dipahami karena kita sudah terbiasa dengan hal tersebut. Namun jika dilihat dari sudut pandang bahwa kita adalah orang yang tidak tahu apa-apa mengenai makna menggombal pastilah tidak akan menerima pernyataan gombalan itu. Bagaimana tidak, laki-laki membohongi perempuan, ia tidak percaya, namun itu membuat perempuan senang. Dalam hal ini ada dua kemungkinan, perempuan memang bisa dibohongi, yang kedua bahwa ia menganggap sang penggombal hanyalah menyampaikan lelucon. Tapi dibalik beberapa aspek tersebut, menggombal menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diketahui.
Sebenarnya menggombal itu tidak hanya dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan saja, terutama budaya berkomunikasi di mancanegara. Sering kali ucapan gombal diungkapkan pada forum-forum resmi untuk keberhasilan suatu usaha oleh seseorang maupun organisasi. Dalam hal ini gombal bertujuan untuk menghargai suatu usaha. Itu tidak akan dianggap berbohong maupun lelucon seperti yang disematkan pada gombal yang ditujukan untuk merayu perempuan. Sebagai contoh mudah yang sering diungkapkan adalah gombalan yang dinyatakan pada klub sepak bola, sebelum adanya suatu pertandingan, banyak pernyataan-pernyataan yang sangat gombal, misalnya klub A akan bertanding melawan klub B. Dari kubu A untuk menghargai klub B akan mengatakan “klub B memiliki tim yang bagus, mereka melakukan perjalanan panjang sehingga datang dengan pemain yang tahu bagaimana cara menyulitkan tim kami”. Padahal apakah benar tim B telah mengetahui cara menyulitkan tim A itu hal yang tidak dapat dipastikan. Ya itulah bagaimana cara menggombal yang ditujukan untuk menghargai.
Yang terjadi saat ini gombalan adalah ungkapan sangat-sangat berlebihan atau “lebay”. Tentu saja itu mengaburkan esensi menghargainya. Ditambah lagi, lelucon yang sering diungkapkan dalam obrolan sekarang adalah menjatuhkan, Justice berlebihan dan mengungkapkan aib. Jika saja gombal tidak terlanjur dianggap rayuan tapi menghargai meskipun sedikit berbohong, setidaknya itu bisa menjadi motivasi, karena tidak ada motivasi yang sesuai kenyataan, karena jika kenyataan, namanya bukan lagi motivasi tapi fakta. Sama seperti menggombal, jika tidak berlebihan memuji, namanya bukan menggombal.
Ini tidak terlalu menarik, namun bisa menambah daya imajinasi untuk lebih beretika dalam menyampaikan suatu maksud. Marilah berbudaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar