Minggu, 27 April 2014

PENYAKIT SOSIAL SOSMED

Sosmed atau media sosial atau medsos menjadi keperluan masyarakat. Ingat ya KEPERLUAN bukan KEBUTUHAH. Sebagai sarana komunikasi sosmed menunjang berbagi kabar, berbagi informasi. Namun, dibalik pemanfaatan sosmed yg menguntungkan bahkan bisa dibilang terlalu menguntungkan membuat munculnya efek samping, tengah, depan, belakang, luar dan dalam. Bagaimana tidak, beragam perilaku dan sebutan muncul dikala orang menggunakan sosmed, sebut saja alay, kepo, autis, dsb.
Sebenarnya orang tidak membutuhkan sosmed, mereka hanya memerlukannya untuk berbagi kabar kepada orang lain yg sebenarnya sudah dipenuhi dg telpon dan sms. Memang banyak fitur yg ada di sosmed namun itu hanya fungsi tambahan yg jika tak diberikan pun tidak mengurangi fungsi utamanya. Dari berbagai fitur yg ada di sosmed muncul fenomena baru, saya menyebutnya penyakit. Entah apa nama penyakit ini, tapi saya rasa ini membahayakan.
Penyakit yg saya maksud lebih cenderung penyakit sosial. Karena, keberadaan penyakit ini mrnganggu sistem sosial konfensional. Yg saya maksud sistem sosial konfensional adalah kegiatan bermasyarakat dg komunikasi langsung tanpa perantara.
Orang yg mengidap penyakit ini merasa dirinya bebas jika ia sedang mengakses sosmed, ia merasa apapun yg dilakukannya di sosmed harap dimaklumi. Ini penyakit pertama.
Selanjutnya, orang di sosmed membicarakan hal yg krusial, fenomenal dan kontroversi. Ia tidak mudah untuk didebat. Biasanya di sosmed ada grup untuk orang2 fanatik seperti ini, namun nihil realisasi nyata dari apa yg mereka sampaikan. Bisa dibilang orang ini adalah kritikus handal di sosmed namun tidak dapat membicarakan apa2 di dunia nyata atau PENDIAM. nah penyakit ini lebih banyak ke orang pendiam. Penyakit dg pola yg sama juga terjadi pada orang alay, eksis, gaul hanya di sosmed.
Orang ini menyampaikan luapan emosi berlebihan di sosmed. Baik senang, bahagia, marah sedih atau putus asa. Mereka mudah menyampaikan kalau seseorang membuatnya sangat sedih senag dll dg berlebihan seolah tidak ada orang bernasib lebih buruk atau baik darinya. Namun, ia urung mengungkapkan kemarahannya atau kebahagiaannya kepada orang, atau bisa dibilang ia tak mempunyai teman curhat.
Efek buruk dari penyakit sosmed ini yaitu dijauhi teman, kemampuan verbalnya menurun, ketergantungan pada gadget, menjadi penyendiri, tidak banyak yg mengajaknya berkegiatan selain KEBETULAN.
Dengan membaca tulisan ini, mudah2an ada yg merasa mengidapnya, atau merasa temanmu mengidapnya segera sadar/sadarkan dan berubahlah menjadi MAKHLUK SOSIAL bukan MAKHLUK MEDIA SOSIAL.
Saya jelaskan kembali bahwa komunikasi paling efektif adalalah komunikasi langsung dg tatap muka tanpa perantara. Jika kau merasa pendiam, latihlah diri untuk mudah berbicara dengan orang lain bahkan yg belum dikenal. Jika kau punya ide atau informasi bagus namun tak mampu mengungkapkannya, jangan tulis di sosmed, tulislah di buku atau dokumen, tunggu sampai kau mampu menyampaikannya dan segera lakukan. Jika kau tak mau menunggu, datanglah ke forum diskusi atau kegemaran sesuai dengan dirimu (jangan gemar sosmed tentunya) dan minta orang untuk menanyaimu apa yg mereka ingin tahu.
Sebenarnya ini untuk para PENDIAM, HATI HATI DENGAN GADGETMU, SOSMEDMU dan apa yg kau tulis.
Inosenno Theory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar